FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Pages

Friday, March 6, 2015

MANAJEMEN DAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GURU

MANAJEMEN  DAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GURU

Oleh:
Eneng Muslihah
emuslihah@yahoo.com

Abstrak

Kelas keterampilan manajemen yang diperlukan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Guru adalah manajemen kelas keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan sebuah optimal pembelajaran kondisi dan mengembalikannya ketika terjadi hal-hal yang dapat mengganggu pembelajaran atmosfer . Efektivitas guru belajar adalah pembelajaran yang menjamin pemenuhan tujuan pembelajaran dengan yang pencapaian baru kompetensi setelah proses pembelajaran berlangsung dengan menggabungkan unsur-unsur manusia, bahan , fasilitas, peralatan, dan prosedur yang ditujukan untuk mengubah perilaku siswa terhadap suatu yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan siswa untuk mencapai pembelajaran tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen Pembelajaran dan hubungan dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran . Hal ini terbukti dari hasil dari tiga penelitian yang menunjukkan bahwa ketika tingkat guru manajemen pembelajaran di baik dan sangat baik kategori , yang studi menunjukkan sangat tinggi efektivitas . Jadi manajemen pemebelajaran memiliki hubungan dan pengaruh dengan efektivitas pembelajaran . Semakin baik pengelolaan yang lebih tinggi pembelajaran efektivitas pembelajaran .

Kata kunci : Manajemen pembelajaran , efektifitas pembelajaran , sumber belajar, variasi

A.      Pendahuluan
Ketika berlangsung Proses Belajar di Kelas, terkadang guru dihadapkan pãda situasi Kelas Yang TIDAK Menyenangkan Dan terkadang menyebalkan, misalnya ADA Siswa Yang Selalu mengganggu suasana Belajar DENGAN melontarkan kata-kata Yang DAPAT mengganggu Perhatian Seluruh Siswa; ATAU Berkata "huuuuu" Ketika Seorang Siswa bertanya ATAU Menjawab. Peristiwa semacam inisial merupakan Gangguan Yang DAPAT memengaruhi Iklim Dan efektivtas Pembelajaran di Kelas. Diperlukan keterampilan Manajemen Kelas Bagi Seorang guru UNTUK Mengatasi Gangguan Yang Terjadi di Kelas hearts Rangka mengembalikan Kelas to hearts keadaan yang normal seperti Semula Serta UNTUK menciptakan efektivitas pemebalajaran. Keterampilan Manajemen Kelas Penting UNTUK dikuasai Diposkan siapapun Yang menerjunkan Dirinya to hearts Dunia Pendidikan terutama guru agar DAPAT melakukan Kegiatan Pembelajaran Beroperasi Efektif.
Manajemen Kelas guru mengantarkan guru UNTUK Beroperasi efaktif melaksanakan efetivitas Pembelajaran. pembalajaran Efektif Adalah Kombinasi Yang tersusun meliputi Unsur-unsur manusiawi, material, telah dipakai, Perlengkapan, Dan Prosedur diarahkan UNTUK mengubah Perilaku Siswa kearah Yang positif Dan Lebih Baik TPU DENGAN Potensi Dan Perbedaan Yang dimiliki Siswa UNTUK mencapai Composition Komposisi Pembelajaran Yang TELAH ditetapkan. Sehingga Manajemen Pembelajaran Kelas Yang Efektif akan mengantarkan guru melakukan Proses Pembelajaran Beroperasi Efektif.
Tulisan Suami Mencoba menguraikan KONSEP Manajemen Kelas, efektivitas Pembelajaran Dan pengaruh Manajemen Kelas Terhadap efektivitas Pembelajaran, hasil temuan-hasil temuan Penelitian Mengenai Tingkat Manajemen Kelas Dan efektivitas Pembelajaran guru Serta Manajemen Hubungan / pengaruh Kelas guru Terhadap efektivitas Pembelajaran.

B.       Manajemen Kelas Dan Efektivitas Pembelajaran
1.         Manajemen Kelas
Pengertian Manajemen Kelas
Manajemen Kelas terdiri Dari doa kata, Yaitu Manajemen Dan Kelas. Manajemen ITU Sendiri akar Katanya Adalah "kelola", ditambah Awal "pe" Dan akhiran "an". Istilah berbaring Dari kata Manajemen Adalah "Manajemen". Manajemen Adalah kata Yang aslinya Dari bahasa Inggris, Yaitu "manajemen", Yang berarti ketatalaksanaan, tata Pimpinan, Manajemen. Sedangkan Beroperasi Umum Manajemen ATAU Manajemen hearts pengertian Umum Adalah pengadministrasian, pengaturan ATAU penataan suatu Kegiatan.
Kelas merupakan suatu kelompok orang yang melakukan aktivitas belajar secara bersama-sama, dengan bimbingan dan pengajaran dari guru. Pengertian ini jelas meninjaunya dari segi anak didik, karena dalam pengertian tersebut ada frase "kelompok orang". Pendapat ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang mengemukakan pengertian kelas dari segi anak didik. Lebih mendalam Suharsimi Arikunto mengatakan: di dalam didaktik terkandung suatu pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
Wilford A. Weber  dalam James M. Cooper mengemukakan bahwa: Classroom management is a complex set of behaviors the teacher uses to establish and maintain classroom conditions that will enable students to achieve their instructional objectives efficiently – that will enable them to lear. 1
Dengan demikian manajemen kelas adalah keterampilan guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran.

Prinsip-prinsip Manajemen Kelas
Sebagai upaya memperkecil masalah gangguan dalam manajemen kelas, beberapa prinsip-prinsip manajemen kelas
a.      Hangat dan Antusias
Suasana hangat dan antusiasme guru diperlukan dalam proses pembelajaran. Guru yang hangat dan penuh keakraban dengan anak didik selalu menunjukkan semangat tangung jawabanya dan kinginannya untuk melaskanakan tugasnya sebagai guru  dengan sebaik-baiknya, hal ini akan berhasil dalam mengimplementasikan manajemen kelas.
b.      Tantangan
Tantangan dapat diberikan kepada siswa dengan menggunakan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan dalam rangka meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. Tantangan juga, akan dapat menarik perhatian anak didik untuk dapat menambah dan mengendalikan gairah belajar mereka.
c.      Bervariasi
Variasi dalam penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan siswa akan dapat mengurangi munculnya gangguan dalam proses pembelajaran, serta dapat  meningkatkan perhatian siswa. Apalagi bila penggunaannya bervariasi disesuaikan serta situasi dan kondisi yang dibutuhkan. Dengan variasi seperti yang telah disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya manajemen kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan belajar di kalangan siswa.

d.      Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan dari siswa serta menciptakan iklim pembelajaran yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas, dan sebagainya.
e.       Penekanan pada Hal-hal yang Positif
Dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan  serta mengarahkan siswa berpikir dan berbuat kepada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, serta kesadaran guru dalam menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.
f.       Penanaman Disiplin Diri
Disiplin belajar siswa dan disiplin kelas menjadi tujuan akhir dari manajemen kelas. Dan guru mengupayakan agar siswa dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Dan menjadi tuntutan kepada guru untuk selalu berdisiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam berbagai hal.

Komponen-komponen Keterampilan Manajemen Kelas
a.             Manajemen Kelas/ Tempat Belajar
Manajemen kelas merupakan upaya mendayagunakan potensi kelas dengan cara melakukan seleksi terhadap penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas. Manajemen kelas atau tempat belajar  meliputi manajemen alat/benda serta obyek yang terdapat di dalam kelas atau ruang belajar seperti: meja dan kursi baik guru maupun murid, pajangan yang merupakan hasil karya siswa, perabot sekolah, serta sumber belajar yang terdapat di dalam kelas. Manajemen kelas meliputi:


1)        Pengelolan Meja dan Kursi
Manajemen meja-kursi berdasarkan prinsip-prinsip: 1) Aksesibilitas: yaitu kemudahan siswa untuk menjangkau alat atau sumber belajar yang tersedia; 2) Mobilitas: yaitu memudahkan baik siswa maupun  guru untuk bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas; 3) Interaksi: yaitu, memudahkan terjadi interaksi dalam proses pembelajaran antara guru dan siswa maupun antar siswa, 4) Variasi kerja siswa: yaitu memungkinkan siswa untuk dapat bekerja  secara perorangan, atau bekerjasama secara berpasangan, atau secara kelompok.
Formasi pengaturan meja-kursi yang dpat dikembangkan: Formasi Huruf U, Meja  Konferensi, Lingkaran, Susunan Chevron atau huruf V, atau Kelas Tradisional yaitu secara berjejer dan berbaris serta formasi auditorium. Formasi lainnya yang dapat digunakan disesuaikan dengan tujuan dan strategi pembelajaran yang digunakan atau itensitas interaksi yang diinginkan oleh guru
2)        Manajemen Alat-Alat Pengajaran
Alat-alat pelajaran yang terdapat atau dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas perlu diatur dan ditata dengan prinsip-prinsip desian interior yang meliputi: perpustakaan kelas, alat-alat peraga dan media pembelajaran, papan tulis/white bord, kapur tulis atau spidol bord market, dan papan presensi siswa.
3)        Penataan Keindahan dan Kebersihan Kelas
Berkaitan dengan keindahan dan kebersihan kelas alat atau benda yang harus ditata dengan baik meliputi: 1) Hiasan dinding (gambar presiden dan wakil presiden, lambang garuda pancasila, gambar pahlawan, slogan pendidikan, kata-kata mutiara, kaligrafi; 2) penempatan lemari buku atau lemari alat peraga; 3) Pemeliharaan kebersihan kelas diatur secara bergiliran dengan sistem piket.
4)        Ventilasi dan Tata Cahaya
Untuk ventilasi sebaiknya berada di sisi kiri maupun kanan ruangan, hindari guru merokok di dalam kelas. Untuk pengaturan cahaya: cahaya yang masuk harus  cukup, dan bila diperlukan lampu listrik, gunakan dengan kekuatan watt yang dibutuhkan untuk ruangan kecil atau ruangan besar, dan arah cahaya sebaiknya dari sebelah kiri.
5)        Pajangan Kelas
Pajangan kelas hasil karya siswa  harus dipilih secara selektif disesuaikan dengan nilai estetika, serta kebermanfaatannya.

b.        Manajemen Siswa
Manajemen siswa dalam satu kelas dapat dilakukan  secara perorangan, berpasangan, kelompok, atau klasikal disesuaikan dengan jenis kegiatan, keterlibatan siswa, interaksi pembelajaran, waktu belajar serta ketersediaan sarana dan prsarana serta keragaman karakteristik siswa. Untuk pengelolan siswa secara bekelompok, ada beberapa dasar yang dapat dijadikan pertimbangan yaitu: pengelompokan berdasarkan kesenangan berkawan, pengelompokkan menurut kemampuan, pengelompokkan menurut minat.

c.         Manajemen Kegiatan Pembelajaran
Ada tiga hal utama ang harus dilakukan guru dalam manajemen kegiatan pembelajaran yang meliputi penyediaan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi, penyediaan umpan balik yang bermakna, penyediaan program penilaian yang mendorong semua siswa melakukan unjuk kerja.
Dalam kegiatan pembelajaran baik pada saat kegiatan membuka pelajaran atau ketika proses pembelajaran berlangsung guru harus dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat merangsang siswa melakukan kegiatan berpikir dan berproduksi bukan sekedar mengharap jawaban benar.  Pertanyaan yang diajukan guru menghendaki jawaban yang merangsang siswa mengemukakan gagasan sendiri dan bukan mengulang apa yang telah disampaikan guru. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bersifat produktif, terbuka jawabannya serta merangsang imajinasi siswa.
Umpan balik merupakan respon atau reaksi yang dilakukan guru atas perilaku yang dilakukan oleh siswa. Umpan balik diberikan guru terhadap siswa yang mengajukan pertanyaan, memberikan pendapat, menunjukkan hasil kerja atau ketika siswa melakukan kesalahan. Umpan balik yang diberikan guru jangan sampai memvonis siswa seperti “salah”, “betul”, “bukan, atau “tidak”. Akan tetapi berikan umpan balik yang membahagiakan dan menyenangkan serta merangsang siswa untuk belajar, bersikap dan bertindak lebih baik lagi seperti: ketika siswa mengemukakan pendapat yang kurnag tepat, guru memberi umpan balik “mengapa kamu berpendapat begitu”. Ketika mengemukakan pendapat yang berbeda guru memberikan umpan balik “dapatkah kamu jelaskan mengapa kamu berpikir demikian”, atau ketika siswa berargumentasi guru dapat memberikan umpan balia: “Argumentasimu masuk akal , akan tetapi kita tanyakan dulu bagaimana pendapat temanmu yang lain.
Penilaian yang dapat mendorong siswa melakukan unjuk kerja adalah penilaian yang  tidak hanya meliputi satu aspek domain saja tetapi meliputi ketiga aspek domain yaitu kognitif, afektif maupun psikomotor. Penilaian yang merangsang unjuk kerja adalah penilaian yang tidak hanya dilakukan secara khusus dalam waktu yang khusus dan terlepas dari materi pembelajaran, akan tetapi peniliaian yang dilakukan adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan yang dikenal dengan penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas dikembangkan untuk mengukur keseluruhan aspek domain tujuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian baik tulis, penilaian produk, penilaian unjuk kerja, maupun penilaian portofolio dengan jenis tagihan yang beragam dan terlampir dalam pengembangan silabus dan sistem penilaian yang dipersiapkan dan dibuat guru pada awal tahun pelajaran.

d.        Manajemen Isi/ Materi Pembelajaran
Manajemen isi atau materi pelajaran yang dilakukan oleh guru harus disiapkan dan direncanakan dalam silabus dan sistem penilaian yang dibuat oleh guru. Dari silabus yang dibuat oleh guru akan tergambar jenis dan satuan pendidikan, jenjang pendidikan dan tingkatan kelas serta semester, standar kompetensi lulusan permata pelajaran yang harus dicapai siswa, kompetensi pembelajaran setiap materi pokok pembelajaran, indikator dan hasil belajar siswa, perencanaan pengalaman belajar dan pengembangan kecakapan hidip, skenario pembelajaran, penilaian serta sumber, alat dan media pembelajaran yang akan digunakan.
Silabus yang dibuat dikembangkan pada awal peluncuran kurikulum 2004 semua aspek sudah dibuat dan terpericni guru tinggal melaksanakannya, akan tetapi setelah penyempurnaan pada tahun 2006 yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan peraturam menteri pendidikan Nasional No 24 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan tingkat satuan pendidikan silabus harus dikembangkan sendiri oleh daerah atau sekolah dan terutama guru dan hanya disediakan standar kompetensi lulusan dan kompetensi di dasar komponen lainnya dikembangkan sendiri terutama oleh guru.

e.    Manajemen Sumber Belajar
Sumber belajar adalah sumber-sumber  yang dapat dipergunakan secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan siswa lain, untuk memudahkan siswa belajar. Guru dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia di sekolah/madrasah atau di sekitar sekolah/madrasah, baik sumber belajar yang dirancang secara khusus untuk kegiatan pembelajaran (by-design learning resources) maupun sumber belajar yang tersedia secara alami dan tinggal memanfaatkan (by-utilization learning resources), sumber belajar dalam bentuk manunsia (human learning resources) dan sumber belajar non manusia (non human leaning resources).
Sumber daya yang tersedia disekolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar antara lain: sumber daya manusia yaitu guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan. Sedangkan secara fisik yang dapat dijadikan sebagai sumnber belajar di sekolah adalah perpustakaan, laboratorium, serta media cetak dan media elektronik. Sumber belajar lainnya adalah  iklim fisik dan psikologis  yang ada di sekolah.
Sumber belajar lain yang dapat dimanfaatkan adalah sumber daya lingkungan baik lingkungan fisik, sosial maupun lingkungan budaya serta lingkungan keagamaan merupakan sumber yang sangat kaya untuk sumber belajar anak. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar akan dapat memberikan kesenangan dan variasi pembelajaran pada siswa. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat mengembangkan beberapa keterampilan seperti: mengamati, mencatat, merumuskan pertanyaan, merumuskan hypotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan serta membuat gambar atau diagram.

2.        Efektivitas Pembelajaran
Pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang menjamin terpenuhinya tujuan pembelajaran dengan tercapainya kompetensi baru setelah proses pembelajaran berlangsung dengan mengkombinasikan unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur diarahkan untuk mengubah perilaku siswa kearah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sehingga manajemen pembelajaran kelas yang efektif akan mengantarkan guru melakukan proses pembelajaran secara efektif. Pembelajaran efektif akan dapat membawa kepada belajar siswa yang efektif pula. Pembelajaran efektif akan membentuk moralitas peserta didik, serta kesukaan akan belajar pada peserta didik.
Terdapat beberapa aspek kunci dalam pembelajaran efektif seperti diungkapkan Guntur2  meliputi kejelasan (clarity), variasi (variety), orientasi tugas (task orientation, keterlibatan siswa dalam pembelajaran (engagement in learning), dan pencapaian kesuksesan siswa yang tinggi (student success rates). Dan apabila dijabarkan sebagai berikut:

a.         Kejelasan (Clarity)
Kejelasan yang dituntut dari seorang guru dalam kaitan dengan penyajian informasi bahwa bahwa informasi yang disampaikan guru mudah dipahami siswa. Pendekatan ini sering mengacu pada kejelasan kognitif. Jika guru memberi siswa penjelasan yang jelas mengenai sesuatu, guru perlu menggunakan pola  bahasa dan ungkapan yang tidak membingungkan peserta didik.

b.   Variasi (Variety).
Variasi guru adalah perubahan-perubahan yang sengaja dibuat guru saat menyajikan materi pelajaran. Variasi guru meliputi hal-hal seperti:
1)      Variasi metode mengajar
2)      Variasi berbagai strategi bertanya
3)      Variasi reinforcement dengan berbagai cara
4)      Variasi membawa aktivitas belajar siswa
5)      Variasi penggunaan berbagai tipe media pembelajaran.

c.    Orientasi Tugas (Task Orientation)
Orientasi tugas yang dilakukan guru terkait dengan:
1)      Membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang spesifik.
2)      Mefasilitasi siswa belajar mengenal infonnasi yang relevan
3)      Mmbuka cakrawala berpikir siswa
4)      Meberi dorongan kepada peserta didik untuk berpikir dengan bebas, dan
5)      Mengantarkan keberhasilan tujuan belajar kognitif siswa.

d.   Keterlibatan siswa dalam Pembelajaran (Engagement in learning)
Guru yang efektif menggunakan waktu mereka dengan cara yang berbeda dari guru yang tidak efektip. Guru efektif menghabiskan kurang dari 15% lebih waktu di dalam interaksi pembelajaran dan 35% lebih sedikit waktu yang dihabiskan untuk memonitoring kegiatan-kegiatan siswa dibanding guru yang tidak efektip.

e.    Pencapaian Kesuksesan Siswa yang Tinggi (Student Success Rates).
Pembelajaranguru  yang sukses menghasilkan prestasi belajar  siswa. Seperti halnya penguasaan isi pelajaran, laju pencapaian hasil belajar dari yang sedang ke tinggi berdasarkan tugas-tugas belajar memungkinkan para siswa menerapkan pengetahuan yang dipelajarinya dalam aktivitas kelas, seperti menjawab pertanyaan dan memecahkan permasalahan.
Agar pembelajaran efektif  diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
1)        Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.
2)        Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar.
3)        Motivasi. Bila motivasi guru tepat mengenai sasaran akan meningkatkan kegiatan anak dalam belajar.
4)        Kurikulum yang baik dan seimbang.
5)        Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual.
6)        Guru akan mengajar dengan efektif, bila selalu membuat perencanaan dahulu sebelum mengajar.
7)        Pengaruh guru yang sugestif perlu diberikan pula kepada anak.Sugesti yang kuat, akan merangsang anak untuk lebih giat lagi dalam belajar.
8)        Seorang guru harus memiliki keberanian menghadapi muridmuridnya, berkenaan dengan permasalahan yang timbul pada saat Proses Belajar Mengajar berlangsung.
9)        Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis disekolah. Lingkungan yang saling menghormati, dapat memahami kebutuhan anak,  bertenggang-rasa, dll.  Pada penyajian bahan pelajaran pada anak, guru perlu memberikan persoalan yang dapat merangsang anak untuk berpikir dan memunculkan reaksinya.  Semua pelajaran yang diberikan anak perlu di integrasikan, sehingga anak memiliki pengetahuan yang terintegrasi, tidak terpisah-pisah pada sistem pengajaran lama, yang memberikan pelajaran terpisah satu sama lainnya.
10)    Pelajaran disekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata di masyarakat. Dalam interaksi belajar-mengajar, guru harus banyak memberi kebebasan pada anak untuk dapat menyelidiki sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri, dsb.
11)    Pengajaran remedial, yang diadakan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, dsb. 3

3.         Keterkaitan Manajemen Pembelajaran Terhadap Efektivitas Pembelajaran
Tugas utama guru yang tidak boleh ditinggalkan guru adalah manajemen kelas. Manajemen kelas merupakan kegiatan mengatur kelas untuk kepentingan aktivitas pembelajaran. Keberhasilan dalam memanaj kelas akan terlihat dari beberapa indikator antara laian: keteraturan kelas (memanaj meja dan krusi, alat-alat pelajaran, keindahan dan kebersihan, pentilasi dan tata cahaya dan pajangan); ketraturan dan ketertiban dan kedisiplinan siswa dalam belajar; pengambangan materi dan bahan ajar; pemanfaatan berbagai sumber belajar; kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan; . Seorang guru dikatakan berkualitas apabila ia mampu memanaj kelas dengan baik. Manajemen kelas yang baik dan tepat merupakan prasyarat bagi terjadinya pembelajaran  efektif.
Efektivitas pembelajaran ditandaia dengan indikator-inhdikator: Semakin meningkat dan berkembangnta keterampilan, dan pengetahuan siswa secara baik dan wajar sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajara; Berkembangnya siswa untuk melakukan aktivitas belajar dalam mencapai indikator dan tujuan-tujuan pemeblajaran; Waktu yang dibutuhkan siswa untuk mencapai stanar kompetensi, kompetensi dasar tujuan dan indikator pembelajaran dapat diselesaikan dengan tepat; Suasana dan Lingkungan belajar mendukung aktivitas pembelajaran.
Keberhasilan dalam pengelolaan kelas akan mendukung terhadap efektivitas tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang meunjukkan setiaop elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta didik  merasa senang, puas dengan hasil pembelajaran, sarana/fasilitas memadai, materi dan  metode bersesuaian dan guru semakin professional menguasaia kompetensinya.

4.         Hasil-hasil Penelitian Tentang Pengelolaan kelas dan Efektivitas Pembelajaran
a.        Tingkat pengelolaan Kelas
1)        Hasil Penelitian “Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Efektivitas Pembelajaran di SD Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan Cimareme”. menunjukkan  ”Kecenderungan umum skor rata-rata Pengelolaan Kelas sebesar 4,32 dan berada dalam kriteria sangat baik.” 4
2)        Hasil penelitian tentang Pengaruh Pengelolaan Kelas Oleh Guru Terhadap Efektifitas Pembelajaran di SMK Negeri Program Keahlian Kimia- Analis Se-Kota Bandung” menunjukkan: pengelolaan kelas pembelajaran sudah sangat baik.” 5
3)        Hasil penelitian tetang pengaruh manajemen kelas dan efektivitas proses belajar mengajar terhadap etos kerja guru di Sekolah Dasar Kecamatan Cikao Kabupaten Purwakarta menunjukkan: “tingkat manajemen kelas gurusebesar, 3,928 termasuk dalam kategori baik.” 6


b.        Tingkat Efektivitas Pembelajaran
1)        Hasil Penelitian “Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Efektivitas Pembelajaran di SD Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan Cimareme”. Menunjukkan skor rata-rata variabel Y (Efektivitas Pembelajaran) sebesar 4,10 dan berada dalam kriteria sangat baik.” 7
2)        Hasil penelitian tentang Pengaruh Pengelolaan Kelas Oleh Guru Terhadap Efektifitas Pembelajaran di SMK Negeri Program Keahlian Kimia- Analis Se-Kota Bandung” menunjukkan: “efektivitas pembelajaran sudah sangat tinggi.” 8
3)        Hasil penelitian tetang pengaruh manajemen kelas dan efektivitas proses belajar mengajar terhadap etos kerja guru di Sekolah Dasar Kecamatan Cikao Kabupaten Purwakarta menunjukkan: “ tingkat efektivitas proses belajar mengajar guru sebesar, 4,292 termasuk dalam kategori sangat baik.”9

c.         Hubungan/ Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Efektivitas Pembelajaran Guru
1)        Hasil Penelitian “Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Efektivitas Pembelajaran di SD Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan Cimareme”: diperoleh nilai korelasi sebesar 0,644, hal ini menunjukkan bahwa variabel X (pengelolaan kelas) dan variabel Y (efektivitas pembelajaran), mempunyai hubungan yang kuat dan  signifikan. Sedangkan besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y sebesar 41,47% dan sisanya 58,53 % dipengaruhi oleh faktor lain, seperti motivasi guru dalam mengajar, penggunaan metode pembelajaran yang tepat, memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar, dan  komunikasi secara efektif (guru dan siswa).” 10
2)        Hasil penelitian tentang Pengaruh Pengelolaan Kelas Oleh Guru Terhadap Efektifitas Pembelajaran di SMK Negeri Program Keahlian Kimia- Analis Se-Kota Bandung” menunjukkan: Pengelolaan Kelas memiliki hubungan yang cukup kuat, sehingga Pengelolaan Kelas dapat menghasilkan Efektifitas pembelajaran yang cukup baik, dimana persentase pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Efektivitas Pembelajaran sebesar 26,12% dan sisanya yaitu 73,88% dipengaruhi oleh faktor lain, seperti motivasi guru dalam mengajar, sarana-sarana penunjang proses belajar mengajar serta metode pembelajaran yang tepat.” 11
3)        Hasil penelitian tetang pengaruh manajemen kelas dan efektivitas proses belajar mengajar terhadap etos kerja guru di Sekolah Dasar Kecamatan Cikao Kabupaten Purwakarta menunjukkan: “manajemen kelas guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas proses belajar mengajar guru. Besranya sumbangan manajemen kelas terhdap efektivitas pembelajaran guru sebesar 47,78%” 12

Uraian di atas menunjukkan bahwa tingkat manajemen kelas guru dari beberapa hasil penelitian termasuk dalam ketegori baik dan sangat baik atau efektif dan sangat efektif. Tingkat efektifitas pembelajaran guru dari hasil penelitian menunjukkan  sangat tinggi dan sangat efektif. Manajemen pembelajaran guru memiliki hubungan dan pengaruh yang cukup besar terhadap efektivitas pembelajaran guru yaitu mencapai 26,12% sampai 47,78%. Dengan demikian manajemen pembelajaran guru dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran guru. Semakin tinggi baik manajemen pembelajaran guru semakin tinggi efektivitas pembelajaran guru.

C.      Penutup
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pertama: manajemen pembelajaran guru adalah: keterampilan guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran. Kedaua, efektivitas pembelajaran guru adalah: pembelajaran yang menjamin terpenuhinya tujuan pembelajaran dengan tercapainya kompetensi baru setelah proses pembelajaran berlangsung dengan mengkombinasikan unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur diarahkan untuk mengubah perilaku siswa kearah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Ketiga, tingkat manajemen pembelajaran guru berdasarkan hasil tiga penelitian satu termasuk dalam kategori baik dan dua termasuk dalam kategori sangat baik. Keempat, tingakat efektivitas pembelajaran guru berdasarkan  hasil tiga penelitian menunjukkan kesemuanya sangat tinggi. Kelima, terdapat hubungan dan pengaruh manajemen pemebelajaran guru terhadap efektivitas pembelajaran guru. Semakin baik manajemen pembelajaran guru semakin tinggi efektivitas pembelajaran guru.


Catatan Akhir
 Adyanto Surjana. Efektivitas Pengelolaan Kelas. Jurnal Pendidikan Penabur - No.01 / Th.I / Maret 2002. h. 64-80.
2Muhammad Guntur. 2004. Efektivitas Model Pembelajaran Latihan Inkuiri dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Pada Konsep Ekologi Siswa Kelas 1 SMU. Surabaya: Usaha Nasional, h.85
3Slameto. 1991. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, h.75.
4 Siti Juariah 2011. “Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Efektivitas Pembelajaran di SD Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan Cimareme”. http://pusatskripsitesisdisertasi. wordpress.com/2011/09/17/pengaruh-pengelolaan-kelas-terhadap-efektivitas-pembelajaran-di-sd-al-azhar-syifa-budi-parahyangan-cimareme-6199/. Diakses 21 Juli 2012
5 Repository.upi.edu. 2011. Pengaruh Pengelolaan Kelas Oleh Guru Terhadap Efektifitas Pembelajaran di SMK Negeri Program Keahlian Kimia- Analis Se-Kota Bandung. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_adp_0705272_chapterk.pdf. Diakses 21 Juli 2012.
6Ina Nurlina. 2011. Pengaruh Manajemen Kelas dan Efektivitas Proses Belajar Mengajar Terhadap Etos Kerja Guru di Sekolah Dasar Kecamatan Cikao Kabupaten Purwakarta. http://abstrak.digilib.upi.edu/Direktori/TESIS/ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/0809450__INA_NURLINA/T_ADP__0809450_Chapter4.pdf. Diakses tanggal 21 Juli 2011.
7Siti Juariah, 2011. Loc. Cit.
8 Repository.upi.edu. 2011. Loc. Cit.
9 Ina Nurlina. 2011.Loc. Cit.
10 Siti Juariah, 2011. Loc. Cit.
11 Repository.upi.edu. 2011. Loc.Cit.
12 Ina Nurlina. 2011.Loc. Cit.


DAFTAR PUSTAKA

Guntur, Muhammad. 2004. Efektivitas Model Pembelajaran Latihan Inkuiri dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Pada Konsep Ekologi Siswa Kelas 1 SMU. Surabaya: Usaha Nasional,
Juariah, Siti 2011. “Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Efektivitas Pembelajaran di SD Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan Cimareme”. http://pusatskripsitesisdisertasi. wordpress.com/2011/09/17 /pengaruh-pengelolaan -kelas-terhadap-efektivitas-pembelajaran-di-sd-al-azhar-syifa-budi-parahyangan-cimareme-6199/. Diakses 21 Juli 2012
Nurlina, Ina. 2011. Pengaruh Manajemen Kelas dan Efektivitas Proses Belajar Mengajar Terhadap Etos Kerja Guru di Sekolah Dasar Kecamatan Cikao Kabupaten Purwakarta. http://abstrak.digilib.upi.edu/Direktori/TESIS/ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/0809450__INA_NURLINA/T_ADP__0809450_Chapter4.pdf. Diakses tanggal 21 Juli 2011.
Repository.upi.edu. 2011. Pengaruh Pengelolaan Kelas Oleh Guru Terhadap Efektifitas Pembelajaran di SMK Negeri Program Keahlian Kimia- Analis Se-Kota Bandung. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_adp_0705272_chapterk.pdf. Diakses 21 Juli 2012.
Slameto. 1991. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta,
Surjana, Adyanto. Efektivitas Pengelolaan Kelas. Jurnal Pendidikan Penabur - No.01 / Th.I / Maret 2002. h. 64-80.






0 comments:

Post a Comment