MANAJEMEN DAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GURU
Oleh:
Eneng Muslihah
emuslihah@yahoo.com
Abstrak
Kelas keterampilan manajemen yang diperlukan
untuk
menciptakan
pembelajaran yang efektif. Guru
adalah
manajemen kelas keterampilan
dalam menciptakan
dan mempertahankan
sebuah
optimal
pembelajaran
kondisi
dan
mengembalikannya
ketika
terjadi hal-hal
yang
dapat
mengganggu
pembelajaran
atmosfer .
Efektivitas guru
belajar
adalah pembelajaran yang menjamin pemenuhan tujuan pembelajaran dengan
yang pencapaian baru
kompetensi
setelah
proses pembelajaran berlangsung dengan menggabungkan unsur-unsur manusia,
bahan , fasilitas, peralatan, dan
prosedur
yang ditujukan untuk
mengubah
perilaku siswa terhadap
suatu
yang positif
dan
lebih baik
sesuai
dengan potensi dan perbedaan
siswa
untuk
mencapai
pembelajaran tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen Pembelajaran dan
hubungan
dapat mempengaruhi
efektivitas
pembelajaran .
Hal ini terbukti
dari
hasil
dari tiga
penelitian yang menunjukkan
bahwa ketika
tingkat
guru
manajemen pembelajaran di
baik
dan sangat baik
kategori ,
yang
studi
menunjukkan
sangat
tinggi
efektivitas .
Jadi manajemen
pemebelajaran
memiliki hubungan dan
pengaruh
dengan
efektivitas
pembelajaran .
Semakin baik
pengelolaan
yang lebih tinggi
pembelajaran
efektivitas
pembelajaran .
Kata kunci : Manajemen pembelajaran ,
efektifitas pembelajaran , sumber belajar, variasi
A.
Pendahuluan
Ketika berlangsung Proses Belajar di Kelas, terkadang guru dihadapkan pãda situasi Kelas Yang TIDAK Menyenangkan Dan terkadang menyebalkan, misalnya ADA Siswa Yang Selalu mengganggu suasana Belajar DENGAN melontarkan kata-kata Yang DAPAT mengganggu Perhatian Seluruh Siswa; ATAU Berkata "huuuuu" Ketika Seorang Siswa bertanya ATAU Menjawab. Peristiwa semacam inisial merupakan Gangguan Yang DAPAT memengaruhi Iklim Dan efektivtas Pembelajaran di Kelas. Diperlukan keterampilan Manajemen Kelas Bagi Seorang guru UNTUK Mengatasi Gangguan Yang Terjadi di Kelas hearts Rangka mengembalikan Kelas to hearts keadaan yang normal seperti Semula Serta UNTUK menciptakan efektivitas pemebalajaran. Keterampilan Manajemen Kelas Penting UNTUK dikuasai Diposkan siapapun Yang menerjunkan Dirinya to hearts Dunia Pendidikan terutama guru agar DAPAT melakukan Kegiatan Pembelajaran Beroperasi Efektif.
Manajemen Kelas guru mengantarkan guru UNTUK Beroperasi efaktif melaksanakan efetivitas Pembelajaran. pembalajaran Efektif Adalah Kombinasi Yang tersusun meliputi Unsur-unsur manusiawi, material, telah dipakai, Perlengkapan, Dan Prosedur diarahkan UNTUK mengubah Perilaku Siswa kearah Yang positif Dan Lebih Baik TPU DENGAN Potensi Dan Perbedaan Yang dimiliki Siswa UNTUK mencapai Composition Komposisi Pembelajaran Yang TELAH ditetapkan. Sehingga Manajemen Pembelajaran Kelas Yang Efektif akan mengantarkan guru melakukan Proses Pembelajaran Beroperasi Efektif.
Tulisan Suami Mencoba menguraikan KONSEP Manajemen Kelas, efektivitas Pembelajaran Dan pengaruh Manajemen Kelas Terhadap efektivitas Pembelajaran, hasil temuan-hasil temuan Penelitian Mengenai Tingkat Manajemen Kelas Dan efektivitas Pembelajaran guru Serta Manajemen Hubungan / pengaruh Kelas guru Terhadap efektivitas Pembelajaran.
B.
Manajemen Kelas Dan Efektivitas Pembelajaran
1.
Manajemen Kelas
Pengertian Manajemen Kelas
Manajemen Kelas terdiri Dari doa kata, Yaitu Manajemen Dan Kelas. Manajemen ITU Sendiri akar Katanya Adalah "kelola", ditambah Awal "pe" Dan akhiran "an". Istilah berbaring Dari kata Manajemen Adalah "Manajemen". Manajemen Adalah kata Yang aslinya Dari bahasa Inggris, Yaitu "manajemen", Yang berarti ketatalaksanaan, tata Pimpinan, Manajemen. Sedangkan Beroperasi Umum Manajemen ATAU Manajemen hearts pengertian Umum Adalah pengadministrasian, pengaturan ATAU penataan suatu Kegiatan.
Kelas
merupakan suatu kelompok orang yang melakukan aktivitas belajar secara
bersama-sama, dengan bimbingan dan pengajaran dari guru. Pengertian ini jelas
meninjaunya dari segi anak didik, karena dalam pengertian tersebut ada frase
"kelompok orang". Pendapat ini sejalan dengan pendapat Suharsimi
Arikunto yang mengemukakan pengertian kelas dari segi anak didik. Lebih
mendalam Suharsimi Arikunto mengatakan: di dalam didaktik terkandung suatu
pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa yang pada waktu yang
sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
Wilford
A. Weber dalam James M. Cooper
mengemukakan bahwa: Classroom management is a complex set of behaviors the
teacher uses to establish and maintain classroom conditions that will enable
students to achieve their instructional objectives efficiently – that will
enable them to lear.”
1
Dengan
demikian manajemen kelas adalah keterampilan guru dalam menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi
hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran.
Prinsip-prinsip
Manajemen Kelas
Sebagai upaya memperkecil masalah gangguan dalam manajemen kelas,
beberapa prinsip-prinsip manajemen kelas
a.
Hangat dan Antusias
Suasana hangat dan antusiasme guru diperlukan dalam proses
pembelajaran. Guru yang hangat dan penuh keakraban dengan anak didik selalu
menunjukkan semangat tangung jawabanya dan kinginannya untuk melaskanakan
tugasnya sebagai guru dengan
sebaik-baiknya, hal ini akan berhasil dalam mengimplementasikan manajemen
kelas.
b.
Tantangan
Tantangan dapat diberikan kepada siswa dengan menggunakan kata-kata,
tindakan, cara kerja atau bahan-bahan dalam rangka meningkatkan gairah anak
didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang
menyimpang. Tantangan juga, akan dapat menarik perhatian anak didik untuk dapat
menambah dan mengendalikan gairah belajar mereka.
c.
Bervariasi
Variasi dalam penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya
mengajar guru, pola interaksi antara guru dan siswa akan dapat mengurangi munculnya
gangguan dalam proses pembelajaran, serta dapat
meningkatkan perhatian siswa. Apalagi bila penggunaannya bervariasi
disesuaikan serta situasi dan kondisi yang dibutuhkan. Dengan variasi seperti
yang telah disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya manajemen kelas
yang efektif dan menghindari kejenuhan belajar di kalangan siswa.
d.
Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya
dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan dari siswa serta menciptakan
iklim pembelajaran yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya
gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas,
dan sebagainya.
e.
Penekanan pada Hal-hal
yang Positif
Dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan serta mengarahkan siswa berpikir dan berbuat
kepada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada
hal-hal yang negatif Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian
penguatan yang positif, serta kesadaran guru dalam menghindari kesalahan yang
dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.
f.
Penanaman Disiplin Diri
Disiplin belajar siswa dan disiplin kelas menjadi tujuan akhir
dari manajemen kelas. Dan guru mengupayakan agar siswa dapat mengembangkan
disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak didik
untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi
teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Dan menjadi
tuntutan kepada guru untuk selalu berdisiplin dalam segala hal bila ingin anak
didiknya ikut berdisiplin dalam berbagai hal.
Komponen-komponen Keterampilan
Manajemen Kelas
a.
Manajemen Kelas/ Tempat Belajar
Manajemen kelas merupakan upaya
mendayagunakan potensi kelas dengan cara melakukan seleksi terhadap penggunaan
alat-alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas. Manajemen kelas atau
tempat belajar meliputi manajemen
alat/benda serta obyek yang terdapat di dalam kelas atau ruang belajar seperti:
meja dan kursi baik guru maupun murid, pajangan yang merupakan hasil karya
siswa, perabot sekolah, serta sumber belajar yang terdapat di dalam kelas.
Manajemen kelas meliputi:
1)
Pengelolan
Meja dan Kursi
Manajemen
meja-kursi berdasarkan prinsip-prinsip: 1) Aksesibilitas: yaitu kemudahan siswa
untuk menjangkau alat atau sumber belajar yang tersedia; 2) Mobilitas: yaitu
memudahkan baik siswa maupun guru untuk
bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas; 3) Interaksi: yaitu,
memudahkan terjadi interaksi dalam proses pembelajaran antara guru dan siswa
maupun antar siswa, 4) Variasi kerja siswa: yaitu memungkinkan siswa untuk
dapat bekerja secara perorangan, atau
bekerjasama secara berpasangan, atau secara kelompok.
Formasi pengaturan meja-kursi yang
dpat dikembangkan: Formasi Huruf U, Meja
Konferensi, Lingkaran, Susunan Chevron atau huruf V, atau Kelas
Tradisional yaitu secara berjejer dan berbaris serta formasi auditorium. Formasi
lainnya yang dapat digunakan disesuaikan dengan tujuan dan strategi
pembelajaran yang digunakan atau itensitas interaksi yang diinginkan oleh guru
2)
Manajemen
Alat-Alat Pengajaran
Alat-alat pelajaran yang terdapat
atau dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas perlu diatur dan ditata
dengan prinsip-prinsip desian interior yang meliputi: perpustakaan kelas,
alat-alat peraga dan media pembelajaran, papan tulis/white bord, kapur tulis
atau spidol bord market, dan papan presensi siswa.
3)
Penataan
Keindahan dan Kebersihan Kelas
Berkaitan dengan keindahan dan
kebersihan kelas alat atau benda yang harus ditata dengan baik meliputi: 1)
Hiasan dinding (gambar presiden dan wakil presiden, lambang garuda pancasila,
gambar pahlawan, slogan pendidikan, kata-kata mutiara, kaligrafi; 2) penempatan
lemari buku atau lemari alat peraga; 3) Pemeliharaan kebersihan kelas diatur
secara bergiliran dengan sistem piket.
4)
Ventilasi
dan Tata Cahaya
Untuk ventilasi sebaiknya berada di
sisi kiri maupun kanan ruangan, hindari guru merokok di dalam kelas. Untuk
pengaturan cahaya: cahaya yang masuk harus
cukup, dan bila diperlukan lampu listrik, gunakan dengan kekuatan watt
yang dibutuhkan untuk ruangan kecil atau ruangan besar, dan arah cahaya
sebaiknya dari sebelah kiri.
5)
Pajangan
Kelas
Pajangan kelas hasil karya
siswa harus dipilih secara selektif
disesuaikan dengan nilai estetika, serta kebermanfaatannya.
b.
Manajemen Siswa
Manajemen siswa dalam satu kelas
dapat dilakukan secara perorangan,
berpasangan, kelompok, atau klasikal disesuaikan dengan jenis kegiatan,
keterlibatan siswa, interaksi pembelajaran, waktu belajar serta ketersediaan
sarana dan prsarana serta keragaman karakteristik siswa. Untuk pengelolan siswa
secara bekelompok, ada beberapa dasar yang dapat dijadikan pertimbangan yaitu:
pengelompokan berdasarkan kesenangan berkawan, pengelompokkan menurut
kemampuan, pengelompokkan menurut minat.
c.
Manajemen Kegiatan Pembelajaran
Ada tiga hal utama ang harus
dilakukan guru dalam manajemen kegiatan pembelajaran yang meliputi penyediaan
pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi, penyediaan umpan
balik yang bermakna, penyediaan program penilaian yang mendorong semua siswa
melakukan unjuk kerja.
Dalam kegiatan pembelajaran baik
pada saat kegiatan membuka pelajaran atau ketika proses pembelajaran
berlangsung guru harus dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
merangsang siswa melakukan kegiatan berpikir dan berproduksi bukan sekedar
mengharap jawaban benar. Pertanyaan yang
diajukan guru menghendaki jawaban yang merangsang siswa mengemukakan gagasan
sendiri dan bukan mengulang apa yang telah disampaikan guru.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bersifat produktif, terbuka jawabannya
serta merangsang imajinasi siswa.
Umpan balik merupakan respon atau
reaksi yang dilakukan guru atas perilaku yang dilakukan oleh siswa. Umpan balik
diberikan guru terhadap siswa yang mengajukan pertanyaan, memberikan pendapat,
menunjukkan hasil kerja atau ketika siswa melakukan kesalahan. Umpan balik yang
diberikan guru jangan sampai memvonis siswa seperti “salah”, “betul”, “bukan,
atau “tidak”. Akan tetapi berikan umpan balik yang membahagiakan dan
menyenangkan serta merangsang siswa untuk belajar, bersikap dan bertindak lebih
baik lagi seperti: ketika siswa mengemukakan pendapat yang kurnag tepat, guru
memberi umpan balik “mengapa kamu berpendapat begitu”. Ketika mengemukakan
pendapat yang berbeda guru memberikan umpan balik “dapatkah kamu jelaskan
mengapa kamu berpikir demikian”, atau ketika siswa berargumentasi guru dapat
memberikan umpan balia: “Argumentasimu masuk akal , akan tetapi kita tanyakan
dulu bagaimana pendapat temanmu yang lain.
Penilaian yang dapat mendorong siswa
melakukan unjuk kerja adalah penilaian yang
tidak hanya meliputi satu aspek domain saja tetapi meliputi ketiga aspek
domain yaitu kognitif, afektif maupun psikomotor. Penilaian yang merangsang
unjuk kerja adalah penilaian yang tidak hanya dilakukan secara khusus dalam
waktu yang khusus dan terlepas dari materi pembelajaran, akan tetapi peniliaian
yang dilakukan adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan yang dikenal dengan penilaian berbasis kelas. Penilaian
berbasis kelas dikembangkan untuk mengukur keseluruhan aspek domain tujuan
pembelajaran dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian baik tulis, penilaian
produk, penilaian unjuk kerja, maupun penilaian portofolio dengan jenis tagihan
yang beragam dan terlampir dalam pengembangan silabus dan sistem penilaian yang
dipersiapkan dan dibuat guru pada awal tahun pelajaran.
d.
Manajemen Isi/ Materi Pembelajaran
Manajemen isi atau materi pelajaran
yang dilakukan oleh guru harus disiapkan dan direncanakan dalam silabus dan
sistem penilaian yang dibuat oleh guru. Dari silabus yang dibuat oleh guru akan
tergambar jenis dan satuan pendidikan, jenjang pendidikan dan tingkatan kelas
serta semester, standar kompetensi lulusan permata pelajaran yang harus dicapai
siswa, kompetensi pembelajaran setiap materi pokok pembelajaran, indikator dan
hasil belajar siswa, perencanaan pengalaman belajar dan pengembangan kecakapan
hidip, skenario pembelajaran, penilaian serta sumber, alat dan media
pembelajaran yang akan digunakan.
Silabus yang dibuat dikembangkan
pada awal peluncuran kurikulum 2004 semua aspek sudah dibuat dan terpericni
guru tinggal melaksanakannya, akan tetapi setelah penyempurnaan pada tahun 2006
yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan peraturam menteri
pendidikan Nasional No 24 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan tingkat
satuan pendidikan silabus harus dikembangkan sendiri oleh daerah atau sekolah
dan terutama guru dan hanya disediakan standar kompetensi lulusan dan
kompetensi di dasar komponen lainnya dikembangkan sendiri terutama oleh guru.
e.
Manajemen Sumber Belajar
Sumber belajar adalah sumber-sumber yang dapat dipergunakan secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan siswa lain, untuk memudahkan siswa
belajar. Guru dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia di
sekolah/madrasah atau di sekitar sekolah/madrasah, baik sumber belajar yang
dirancang secara khusus untuk kegiatan pembelajaran (by-design learning resources)
maupun sumber belajar yang tersedia secara alami dan tinggal memanfaatkan (by-utilization
learning resources), sumber belajar dalam bentuk manunsia (human
learning resources) dan sumber belajar non manusia (non human leaning
resources).
Sumber daya yang
tersedia disekolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar antara lain:
sumber daya manusia yaitu guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan.
Sedangkan secara fisik yang dapat dijadikan sebagai sumnber belajar di sekolah
adalah perpustakaan, laboratorium, serta media cetak dan media elektronik.
Sumber belajar lainnya adalah iklim
fisik dan psikologis yang ada di
sekolah.
Sumber belajar
lain yang dapat dimanfaatkan adalah sumber daya lingkungan baik lingkungan
fisik, sosial maupun lingkungan budaya serta lingkungan keagamaan merupakan
sumber yang sangat kaya untuk sumber belajar anak. Pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar akan dapat memberikan kesenangan dan variasi
pembelajaran pada siswa. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat
mengembangkan beberapa keterampilan seperti: mengamati, mencatat, merumuskan
pertanyaan, merumuskan hypotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan serta
membuat gambar atau diagram.
2.
Efektivitas Pembelajaran
Pembelajaran
efektif yaitu pembelajaran yang menjamin terpenuhinya tujuan pembelajaran
dengan tercapainya kompetensi baru setelah proses pembelajaran berlangsung
dengan mengkombinasikan unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur diarahkan untuk mengubah perilaku siswa kearah yang
positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sehingga manajemen
pembelajaran kelas yang efektif akan mengantarkan guru melakukan proses
pembelajaran secara efektif. Pembelajaran efektif akan dapat membawa kepada
belajar siswa yang efektif pula. Pembelajaran efektif akan membentuk moralitas
peserta didik, serta kesukaan akan belajar pada peserta didik.
Terdapat
beberapa aspek kunci dalam pembelajaran efektif seperti diungkapkan Guntur2 meliputi kejelasan (clarity), variasi
(variety), orientasi tugas (task orientation, keterlibatan siswa dalam
pembelajaran (engagement in learning), dan pencapaian kesuksesan siswa
yang tinggi (student success rates). Dan apabila dijabarkan sebagai
berikut:
a.
Kejelasan (Clarity)
Kejelasan yang dituntut dari seorang
guru dalam kaitan dengan penyajian informasi bahwa bahwa informasi yang
disampaikan guru mudah dipahami siswa. Pendekatan ini sering mengacu pada
kejelasan kognitif. Jika guru memberi siswa penjelasan yang jelas mengenai
sesuatu, guru perlu menggunakan pola
bahasa dan ungkapan yang tidak membingungkan peserta didik.
b.
Variasi (Variety).
Variasi guru adalah
perubahan-perubahan yang sengaja dibuat guru saat menyajikan materi pelajaran.
Variasi guru meliputi hal-hal seperti:
1)
Variasi
metode mengajar
2)
Variasi
berbagai strategi bertanya
3)
Variasi
reinforcement dengan berbagai cara
4)
Variasi
membawa aktivitas belajar siswa
5)
Variasi
penggunaan berbagai tipe media pembelajaran.
c.
Orientasi Tugas (Task Orientation)
Orientasi tugas yang dilakukan guru
terkait dengan:
1)
Membantu
siswa untuk mencapai hasil belajar yang spesifik.
2)
Mefasilitasi
siswa belajar mengenal infonnasi yang relevan
3)
Mmbuka
cakrawala berpikir siswa
4)
Meberi
dorongan kepada peserta didik untuk berpikir dengan bebas, dan
5)
Mengantarkan
keberhasilan tujuan belajar kognitif siswa.
d.
Keterlibatan siswa dalam Pembelajaran (Engagement in
learning)
Guru
yang efektif menggunakan waktu mereka dengan cara yang berbeda dari guru yang
tidak efektip. Guru efektif menghabiskan kurang dari 15% lebih waktu di dalam
interaksi pembelajaran dan 35% lebih sedikit waktu yang dihabiskan untuk
memonitoring kegiatan-kegiatan siswa dibanding guru yang tidak efektip.
e.
Pencapaian Kesuksesan Siswa yang Tinggi (Student
Success Rates).
Pembelajaranguru yang sukses menghasilkan prestasi belajar siswa. Seperti halnya penguasaan isi
pelajaran, laju pencapaian hasil belajar dari yang sedang ke tinggi berdasarkan
tugas-tugas belajar memungkinkan para siswa menerapkan pengetahuan yang
dipelajarinya dalam aktivitas kelas, seperti menjawab pertanyaan dan memecahkan
permasalahan.
Agar
pembelajaran efektif diperlukan
syarat-syarat sebagai berikut :
1)
Belajar
secara aktif, baik mental maupun fisik.
2)
Guru
harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar.
3)
Motivasi.
Bila motivasi guru tepat mengenai sasaran akan meningkatkan kegiatan anak dalam
belajar.
4)
Kurikulum
yang baik dan seimbang.
5)
Guru
perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual.
6)
Guru
akan mengajar dengan efektif, bila selalu membuat perencanaan dahulu sebelum
mengajar.
7)
Pengaruh
guru yang sugestif perlu diberikan pula kepada anak.Sugesti yang kuat, akan
merangsang anak untuk lebih giat lagi dalam belajar.
8)
Seorang
guru harus memiliki keberanian menghadapi muridmuridnya, berkenaan dengan
permasalahan yang timbul pada saat Proses Belajar Mengajar berlangsung.
9)
Guru
harus mampu menciptakan suasana yang demokratis disekolah. Lingkungan yang
saling menghormati, dapat memahami kebutuhan anak, bertenggang-rasa, dll. Pada penyajian bahan pelajaran pada anak,
guru perlu memberikan persoalan yang dapat merangsang anak untuk berpikir dan
memunculkan reaksinya. Semua pelajaran
yang diberikan anak perlu di integrasikan, sehingga anak memiliki pengetahuan
yang terintegrasi, tidak terpisah-pisah pada sistem pengajaran lama, yang
memberikan pelajaran terpisah satu sama lainnya.
10)
Pelajaran
disekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata di masyarakat. Dalam
interaksi belajar-mengajar, guru harus banyak memberi kebebasan pada anak untuk
dapat menyelidiki sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri,
dsb.
11)
Pengajaran
remedial, yang diadakan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, dsb. 3
3.
Keterkaitan Manajemen Pembelajaran Terhadap Efektivitas
Pembelajaran
Tugas
utama guru yang tidak boleh ditinggalkan guru adalah manajemen kelas. Manajemen
kelas merupakan kegiatan mengatur kelas untuk kepentingan aktivitas
pembelajaran. Keberhasilan dalam memanaj kelas akan terlihat dari beberapa
indikator antara laian: keteraturan kelas (memanaj meja dan krusi, alat-alat
pelajaran, keindahan dan kebersihan, pentilasi dan tata cahaya dan pajangan);
ketraturan dan ketertiban dan kedisiplinan siswa dalam belajar; pengambangan
materi dan bahan ajar; pemanfaatan berbagai sumber belajar; kegiatan
pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan; . Seorang guru dikatakan
berkualitas apabila ia mampu memanaj kelas dengan baik. Manajemen kelas yang
baik dan tepat merupakan prasyarat bagi terjadinya pembelajaran efektif.
Efektivitas
pembelajaran ditandaia dengan indikator-inhdikator: Semakin meningkat dan
berkembangnta keterampilan, dan pengetahuan siswa secara baik dan wajar sesuai
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajara; Berkembangnya siswa
untuk melakukan aktivitas belajar dalam mencapai indikator dan tujuan-tujuan
pemeblajaran; Waktu yang dibutuhkan siswa untuk mencapai stanar kompetensi,
kompetensi dasar tujuan dan indikator pembelajaran dapat diselesaikan dengan
tepat; Suasana dan Lingkungan belajar mendukung aktivitas pembelajaran.
Keberhasilan
dalam pengelolaan kelas akan mendukung terhadap efektivitas tercapainya tujuan
pembelajaran. Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang meunjukkan setiaop
elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta didik merasa senang, puas dengan hasil
pembelajaran, sarana/fasilitas memadai, materi dan metode bersesuaian dan guru semakin
professional menguasaia kompetensinya.
4.
Hasil-hasil Penelitian Tentang Pengelolaan kelas dan
Efektivitas Pembelajaran
a.
Tingkat pengelolaan Kelas
1)
Hasil
Penelitian “Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Efektivitas Pembelajaran di SD
Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan Cimareme”. menunjukkan ”Kecenderungan umum skor rata-rata
Pengelolaan Kelas sebesar 4,32 dan berada dalam kriteria sangat baik.” 4
2)
Hasil
penelitian tentang Pengaruh Pengelolaan Kelas Oleh Guru Terhadap Efektifitas
Pembelajaran di SMK Negeri Program Keahlian Kimia- Analis Se-Kota Bandung”
menunjukkan: pengelolaan kelas pembelajaran sudah sangat baik.” 5
3)
Hasil
penelitian tetang pengaruh manajemen kelas dan efektivitas proses belajar
mengajar terhadap etos kerja guru di Sekolah Dasar Kecamatan Cikao Kabupaten
Purwakarta menunjukkan: “tingkat manajemen kelas gurusebesar, 3,928 termasuk
dalam kategori baik.”
6
b.
Tingkat Efektivitas Pembelajaran
1)
Hasil
Penelitian “Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Efektivitas Pembelajaran di SD
Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan Cimareme”. Menunjukkan skor rata-rata variabel
Y (Efektivitas Pembelajaran) sebesar 4,10 dan berada dalam kriteria sangat
baik.” 7
2)
Hasil
penelitian tentang Pengaruh Pengelolaan Kelas Oleh Guru Terhadap Efektifitas
Pembelajaran di SMK Negeri Program Keahlian Kimia- Analis Se-Kota Bandung”
menunjukkan: “efektivitas pembelajaran sudah sangat tinggi.” 8
3)
Hasil
penelitian tetang pengaruh manajemen kelas dan efektivitas proses belajar
mengajar terhadap etos kerja guru di Sekolah Dasar Kecamatan Cikao Kabupaten
Purwakarta menunjukkan: “ tingkat efektivitas proses belajar mengajar guru sebesar,
4,292 termasuk dalam kategori sangat baik.”9
c.
Hubungan/ Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap
Efektivitas Pembelajaran Guru
1)
Hasil
Penelitian “Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Efektivitas Pembelajaran di SD
Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan Cimareme”: diperoleh nilai korelasi sebesar
0,644, hal ini menunjukkan bahwa variabel X (pengelolaan kelas) dan variabel Y
(efektivitas pembelajaran), mempunyai hubungan yang kuat dan signifikan. Sedangkan besarnya pengaruh variabel
X terhadap variabel Y sebesar 41,47% dan sisanya 58,53 % dipengaruhi oleh
faktor lain, seperti motivasi guru dalam mengajar, penggunaan metode
pembelajaran yang tepat, memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar
mengajar, dan komunikasi secara efektif
(guru dan siswa).” 10
2)
Hasil
penelitian tentang Pengaruh Pengelolaan Kelas Oleh Guru Terhadap Efektifitas
Pembelajaran di SMK Negeri Program Keahlian Kimia- Analis Se-Kota Bandung”
menunjukkan: Pengelolaan Kelas memiliki hubungan yang cukup kuat, sehingga
Pengelolaan Kelas dapat menghasilkan Efektifitas pembelajaran yang cukup baik,
dimana persentase pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Efektivitas Pembelajaran
sebesar 26,12% dan sisanya yaitu 73,88% dipengaruhi oleh faktor lain, seperti
motivasi guru dalam mengajar, sarana-sarana penunjang proses belajar mengajar
serta metode pembelajaran yang tepat.” 11
3)
Hasil
penelitian tetang pengaruh manajemen kelas dan efektivitas proses belajar
mengajar terhadap etos kerja guru di Sekolah Dasar Kecamatan Cikao Kabupaten
Purwakarta menunjukkan: “manajemen kelas guru berpengaruh positif dan
signifikan terhadap efektivitas proses belajar mengajar guru. Besranya
sumbangan manajemen kelas terhdap efektivitas pembelajaran guru sebesar 47,78%” 12
Uraian
di atas menunjukkan bahwa tingkat manajemen kelas guru dari beberapa hasil
penelitian termasuk dalam ketegori baik dan sangat baik atau efektif dan sangat
efektif. Tingkat efektifitas pembelajaran guru dari hasil penelitian
menunjukkan sangat tinggi dan sangat
efektif. Manajemen pembelajaran guru memiliki hubungan dan pengaruh yang cukup
besar terhadap efektivitas pembelajaran guru yaitu mencapai 26,12% sampai
47,78%. Dengan demikian manajemen pembelajaran guru dapat meningkatkan
efektivitas pembelajaran guru. Semakin tinggi baik manajemen pembelajaran guru
semakin tinggi efektivitas pembelajaran guru.
C.
Penutup
Dari
uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pertama:
manajemen pembelajaran guru adalah: keterampilan guru dalam menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi
hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran. Kedaua, efektivitas
pembelajaran guru adalah: pembelajaran yang menjamin terpenuhinya tujuan
pembelajaran dengan tercapainya kompetensi baru setelah proses pembelajaran
berlangsung dengan mengkombinasikan unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur diarahkan untuk mengubah perilaku siswa kearah yang
positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Ketiga,
tingkat manajemen pembelajaran guru berdasarkan hasil tiga penelitian satu
termasuk dalam kategori baik dan dua termasuk dalam kategori sangat baik. Keempat,
tingakat efektivitas pembelajaran guru berdasarkan hasil tiga penelitian menunjukkan kesemuanya
sangat tinggi. Kelima, terdapat hubungan dan pengaruh manajemen
pemebelajaran guru terhadap efektivitas pembelajaran guru. Semakin baik
manajemen pembelajaran guru semakin tinggi efektivitas pembelajaran guru.
Catatan Akhir
Adyanto Surjana. Efektivitas Pengelolaan
Kelas. Jurnal Pendidikan Penabur - No.01 / Th.I / Maret 2002. h. 64-80.
2Muhammad Guntur. 2004. Efektivitas
Model Pembelajaran Latihan Inkuiri dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
Pada Konsep Ekologi Siswa Kelas 1 SMU. Surabaya: Usaha Nasional, h.85
3Slameto. 1991. Belajar Dan
Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, h.75.
4 Siti Juariah 2011.
“Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Efektivitas Pembelajaran di SD Al-Azhar
Syifa Budi Parahyangan Cimareme”. http://pusatskripsitesisdisertasi.
wordpress.com/2011/09/17/pengaruh-pengelolaan-kelas-terhadap-efektivitas-pembelajaran-di-sd-al-azhar-syifa-budi-parahyangan-cimareme-6199/.
Diakses 21 Juli 2012
5 Repository.upi.edu.
2011. Pengaruh Pengelolaan Kelas Oleh Guru Terhadap Efektifitas Pembelajaran di
SMK Negeri Program Keahlian Kimia- Analis Se-Kota Bandung. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_adp_0705272_chapterk.pdf. Diakses 21 Juli
2012.
6Ina Nurlina. 2011.
Pengaruh Manajemen Kelas dan Efektivitas Proses Belajar Mengajar Terhadap Etos
Kerja Guru di Sekolah Dasar Kecamatan Cikao Kabupaten Purwakarta. http://abstrak.digilib.upi.edu/Direktori/TESIS/ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/0809450__INA_NURLINA/T_ADP__0809450_Chapter4.pdf. Diakses tanggal
21 Juli 2011.
7Siti Juariah, 2011.
Loc. Cit.
8
Repository.upi.edu. 2011. Loc. Cit.
9 Ina Nurlina. 2011.Loc. Cit.
10 Siti Juariah, 2011. Loc. Cit.
11 Repository.upi.edu. 2011. Loc.Cit.
12 Ina Nurlina. 2011.Loc. Cit.
DAFTAR
PUSTAKA
Guntur,
Muhammad. 2004. Efektivitas Model Pembelajaran Latihan Inkuiri dalam
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Pada Konsep Ekologi Siswa Kelas 1 SMU. Surabaya:
Usaha Nasional,
Juariah,
Siti 2011. “Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Efektivitas Pembelajaran di SD
Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan Cimareme”. http://pusatskripsitesisdisertasi. wordpress.com/2011/09/17
/pengaruh-pengelolaan
-kelas-terhadap-efektivitas-pembelajaran-di-sd-al-azhar-syifa-budi-parahyangan-cimareme-6199/.
Diakses 21 Juli 2012
Nurlina,
Ina. 2011. Pengaruh Manajemen Kelas dan Efektivitas Proses Belajar Mengajar
Terhadap Etos Kerja Guru di Sekolah Dasar Kecamatan Cikao Kabupaten Purwakarta.
http://abstrak.digilib.upi.edu/Direktori/TESIS/ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/0809450__INA_NURLINA/T_ADP__0809450_Chapter4.pdf. Diakses tanggal 21 Juli 2011.
Repository.upi.edu.
2011. Pengaruh Pengelolaan Kelas Oleh Guru Terhadap Efektifitas Pembelajaran di
SMK Negeri Program Keahlian Kimia- Analis Se-Kota Bandung. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_adp_0705272_chapterk.pdf. Diakses 21 Juli 2012.
Slameto.
1991. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta,
Surjana,
Adyanto. Efektivitas Pengelolaan Kelas. Jurnal Pendidikan Penabur - No.01 /
Th.I / Maret 2002. h. 64-80.
0 comments:
Post a Comment